TERAPI PSIKOFARMAKOLOGI PADA PASIEN JIWA
DAN PERAN PERAWAT
PENGERTIAN
Psikofarmako adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat neuroleptika (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi:
1. Teori biologis (somatik), mencakup: pemberian obat psikofarmaka, lobektomi dan electro convulsi therapy (ECT)
2. Psikoterapeutik
3. Terapi modalitas
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1. Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari manajemen psikoterapi
2. Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka
3. Yang termasuk neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin, serotonin dan GABA (Gamma Amino Buteric Acid) dan lain-lain
4. Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan atau gangguan mental
5. Obat-obat psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan neurotransmitter
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
1. Sawar darah otak melindungi otak dari fluktuasi zat kimia tubuh, mengatur jumlah dan kecepatan zat yang memasuki otak
2. Obat-obat psikofarmaka dapat melewati sawar darah otak, sehingga dapat mempengaruhi sistem saraf
3. Extrapyramidal side efect (efek samping terhadap ekstrapiramidal) terjadi akibat penggunaan obat penghambat dopamin, agar didapat keseimbangan antara dopamin dan asetilkolin
4. Anti cholinergic side efect (efek samping antikolinergik) terjadi akibat penggunaan obat penghambat acetilkolin
Menurut Rusdi Maslim yang termasuk obat- obat psikofarmaka adalah golongan:
1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti parkinson
2. Anti depresi
3. Anti maniak
4. Anti cemas (anti ansietas)
5. Anti insomnia
6. Anti obsesif-kompulsif
7. Anti panik
YANG PALING SERING DIGUNAKAN OLEH KLIEN JIWA
A. Anti Psikotik
Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik: neuroleptika.
Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak (di ganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal.
Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak dan paranoid
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
a. Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side efect/EPSE)
1) Parkinsonisme
Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian obat. Terdapat trias gejala parkonsonisme:
Tremor: paling jelas pada saat istirahat
Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan reiprokal pada saat berjalan
Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)
2) Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama
Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol
3) Akathisia
Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan mengguncang pada saat duduk.
Ketiga efek samping di atas bersifat akur dan bersifat reversible (bisa ilang/kembali normal).
4) Tardive dyskinesia
Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter yang berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu jari, dan gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.
b. Efek samping pada sistem saraf perifer atau anti cholinergic side efect
Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin. Yang termasuk efek samping anti kolinergik adalah:
• Mulut kering
• Konstipasi
• Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia (pariese otot-otot siliaris) menyebabkan presbiopia
• Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor adrenergik
• Kongesti/sumbatan nasal
Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan:
• Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)
• Halloperidol disingkat Haldol
• Serenase
B. Anti Parkinson
Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat antipsikotik.
Efek samping:
• sakit kepala,
• mual, muntah dan
• hipotensi.
Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil (THF).
C. Anti Depresan
Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu/beberapa aminergic neurotransmitter (seperti: noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP, khususnya pada sistem limbik.
Mekanisme kerja obat:
• Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmiter
• Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
• Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron di SSP.
Efek farmakologi:
• Mengurangi gejala depresi
• Penenang
Indikasi: syndroma depresi
Jenis obat yang sering digunakan:
• trisiklik (generik),
• MAO inhibitor,
• amitriptyline (nama dagang).
Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.
D. Obat Anti Mania/Lithium Carbonate
Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.
Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine.
Efek farmakologi:
• Mengurangi agresivitas
• Tidak menimbulkan efek sedatif
• Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of idea
Indikasi:
Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik.
Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.
Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi; pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga menambah keadaan oedema.
Antiansietas dan hipnotik-sedatif dibagi menjadi dua kategori:
benzodiazepine dan nonbenzodiazepen, yang mencakup beberapa kelas obat.
Benzodiazepine
Manfaat klinis
Benzodiazepine adalah obat yang sering diresepkan dalam penatalaksanaan ansietas, insomnia, dan kondisi yang berhubungan dengan stres.
Indikasi utama dalam penggunaan benzodiazepine adalah:
1. Gangguan ansietas umum
2. Ansietas yang berhubungan dengan depresi
3. Ansietas yang berhubungan dengan phobia
4. Gangguan tidur
5. Gangguan stress pascatrauma
6. Putus obat dan alcohol
7. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit medis
8. Relaksasi musculoskeletal
9. Gangguan kejang
10. Ansietas pra operasi
Yang perlu diperhatikan oleh Perawat
Benzodiazepine pada umumnya tidak menjadi adiktif kuat jika penghentian pemberiannya dilakukan secara bertahap, jika obat ini digunakan untuk tujuan yang tepat, dan jika penggunaanya disertai dengan penggunaan zat lain, seperti penggunaan kronis barbiturate atau alcohol.
Pengawasan dilakukan terhadap:
1. Sedasi
2. Ataksia
3. Iritabilitas
4. Masalah memori
benzodiazepine mempunyai indeks terapeutik yang sangat tinggi, sehingga overdosis obat ini saja hampir tidak pernah menyebabkan fatalitas. Efek samping merupakan hal yang umum, berhubungan dengan dosis, tidak selalu membahayakan
Nonbenzodiazepin
Sebagian besar digunakan oleh benzodiazepine walaupun obat tersebut kadang masih digunakan.
Kewaspadaan perawat.
Penggunaan barbiturate menyebabkan banyak kerugian seperti berikut ini.
1. Terjadi toleransi terhadap afek antiansietas dari barbiturat
2. Obat ini lebih adiktif
3. Obat ini menyebabkan reaksi serius dan bahkan reaksi putus obat yang letal
4. Obat ini berbahaya jika terjadi overdosis dan menyebabkan defresi SSP
5. Obat ini mempunyai berbagai interaksi obat yang berbahaya.
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
Perawat memiliki beberapa peran, salah satu peran perawat adalah caregiver, untuk bisa menjadi seorang caregiver maka perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang pemberian psikofarmakologis.
Peran perawat dalam proses psikofarmakologis sbb:
1. Pengkajian pasien
2. Koordinasi modalitas terapi
3. Pemberian agens psikofarmakologis.
4. Pemantauan efek obat
5. Penyuluhan pasien
6. Program rumatan obat
7. Partisipasi dalam penelitian
8. Kewenangan untuk memberikan resep
Pengumpulan data sebelum pengobatan, meliputi:
• Diagnosa medis
• Riwayat penyakit
• Riwayat pengobatan
• Hasil pemeriksaan laboratorium (yang berkaitan)
Jenis obat yang digunakan, dosis, cara dan waktu pemberian
Program terapi lain
Mengkombinasikan obat dengan terapi modalitas
Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga, tentang pentingnya minum obat dan penanganan efek samping obat
Monitor efek samping penggunaan obat
Melaksanakan prinsip pengobatan psikofarmako
1. Persiapan
• Melihat order pemberian obat di lembaran obat (di status)
• Kaji setiap obat yang akan diberikan termasuk tujuan, cara kerja obat, dosis, efek samping dan cara pemberian
• Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat
• Kaji kondisi klien sebelum pengobatan
2. Lakukan minimal prinsip lima benar dalam pemberian obat
3. Laksanakan program pemberian obat
• Gunakan pendekatan tertentu
• Bantu klien minum obat, jangan ditinggal
• Pastikan bahwa obat telah diminum
• Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat, sebagai aspek legal
4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program rujukan.
5. Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik
6. Turut serta dalam penelitian tentang obat-obatan psikofarmako
EVALUASI
Reaksi obat efektif jika:
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi
Demikianlah pembahasan tentang psikofarmakologi, dan mudah-mudahan dapat menjadi sedikit informasi bagi kita untuk membuat perawatan kita ke pasien jiwa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
www.adversizer.com/?s=psikofarmakologi...pasien+jiwa...
portalperawat.blogspot.com/.../psikofarmakologi-obat-obatan-untuk.html
www.ayobelajar.web.id/.../pengobatan+psikofarmakologi+schizofrenia
imron46.blogspot.com/.../peran-perawat-dalam-psikofarmakologi.html
arifsoeprijono.wordpress.com/.../psikofarmaka-for-nurse/ -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar